SlideShow

foto
0

Persiapan Mendaki Gunung

     Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum memulai naik gunung antara lain :

  1. Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter (alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut), atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan orientasi. Jangan sesekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
  2. Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
  3. Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot(jangan memakai sendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur(sleeping bag), dan matras.
  4. Hitunglh lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
  5. Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, obat-obatan khusus penderita penyakit tertentu.
  6. Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pecinta alam yang kini tersebar di sekolah menengah(sispala), universitas (mapala) dan masyarakat (orpala).
  7. Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.
  • Kesiapan Mental
          Mental sangat berpengaruh. karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya. Untuk mengetahui keadaan mental seseorang dalam kondisi fit atau tidak memang bukan hal yang mudah. Tentunya yang lebih memahami keadaan mental ini adalah diri kita sendiri. Kesiapan mental secara pribadi akan sangat berpengaruh pada kondisi tim. Jika kesiapan mental tidak dalam kondisifit alangkah baiknya jika tidak memaksakan diri.
  • Kesiapan Fisik
          Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching / perenggangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya. Jogging (lari santai) lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push up, pull up. Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.
  • Kesiapan Administrasi
          Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.
  • Kesiapan Keterampilan dan Pengetahuan
          Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC(Emergency medical care) praktis.
0

Mengenal Jenis Gunung

     Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif dan tidak aktif. Dan berdasarkan bentuknya dibagi menjadi :
  • Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) : seperti perisai
  • Gunung berapi strato
  • Gunung berapi maar : Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktifitas vulkanisme terhenti, yang tinggal hanya kawah saja.
     Macam dan tingkat pendakian gunung :
  • Pendakian gunung bersalju (es)
  • Gunung Batu
kedua nya membutuhkan persiapan dan perlengkapan yang matang. Club "mountaineers", seatle Washington, dasar pembagian tingkat pendakian ada dua cara.


     1.Berdasarkan kesulitan teknis yang dihadapi (Class)
  • Class 1 : Lintang alam tanpa bantuan tangan
  • Class 2 : Dibutuhkan bantuan tangan
  • Class 3 : Pendakian yang mudah memerlukan kaki dan tangan dalam mendaki(tali mungkin dibutuhkan oleh para pemula)
  • Class 4 : Pendakian dibutuhkan tali pengaman
  • Class 5 : Dibutuhkan tali pengama dan peralatan lain seperti : pito, runner, chocks dll
     2. Berdasar semua faktor yang menentukan tingkat kesukaran dalam pendakian dan kewajiban yang
         harus  dipenuhi dalam medan pendakian (grade)
  • Grade 1 : Bagian sukar dapat ditempuh dalam waktu beberapa jam
  • Grade 2 : Bagian yag sukar di tempuh dalam waktu setengah hari
  • Grade 3 : Bagian yang sukar ditempuh dalam waktu sehari penuh
  • Grade 4 : Bagian yang sukar ditempuh dalam waktu sehari penuh dan memerlukan bantuan lereng lereng sempit untuk bisa dinaiki
  • Grade 5 : Bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 1,5-2,5 hari
  • Grade 6 : Bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 2 hari atau lebih dan dengan banyak sekali kesulitan
0

Mountaineering

     Mountaineering mempunyai macam-macam jenis, mulai mndaki gunung (mountain hiking), memanjat tebing (rock climbing), juga memanjat es atau lebih dikenal "ice climbing atau snow climbing".

     Berita duka datang silih berganti. Banyak rekan-rekan pendaki mengalami musibah maut dalam kegiatan alam bebas ini. Orang mungkin bisa saja mengatakan itu adalah 'takdir'. Ya, itu memang sudah kehendak Yang Maha Kuasa, tapi manusia juga ikut menentukan takdirnya sendiri. Adakah yang salah?

     Bila kita perhatikan gejala para pendaki lokal (memang tidak semuanya), mereka melakkan pendakian lebih banyak mengandalkan tenaga dan keberanian atau bisa dibilang "nekat". Padahal dalam melakukan banyak sekali hal yang harus kita perhatikan.

     Itulah mengapa ada yang menamakan Manajemen Perjalanan/Pendakian. Segala sesuatu harus diatur dan di persiapkan secara jelas dan rinci, walaupun kita hanya melakukan pendakian biasa bukan sebuah expedisi. Namun Manajemen Perjalanan harus tetap diterapkan. Bahkan hal-hal kecil pun harus kita pikirkan.

     Bila saja para pendaki memahami dasar-dasar manajemen perjalanan, maka akan semakin meminimalkan resiko ataupun musibah serta korban dalam kegiatan alam bebas ini. Kebanyakan korban yang jatuh akibat bahaya subjektif (dari diri sendiri). Ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang Manajemen Perjalanan dan teknik hidup di alam bebas.

     Dan satu hal yang juga penting adalah menjaga akhlak kita, bagaimana kita bersikap terhadap alam, terhadap lingkungan sekitar kita, karena kadang faktor 'X' pun bisa menjadi sebabnya.



confuse
0

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa dan tanah air.

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Maha Kuasa

Sesuai hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan :

  1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya
  3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
  4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya
  5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai azas pecinta alam
  6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
  7. Selesai
Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974